SEJARAH LAMBANG
Tanda
Palang Merah di atas dasar putih ditetapkan sebagai lambang tanda khusus bagi
organisasi sukarela untuk membantu prajurit yang luka dan sakit di medan
pertempuran pada Konperensi Internasional tanggal 26-29 Oktober 1863. Pada saat bersamaan dr. Louis Appia mengusulkan agar para perawat yang menjalankan
tugas kemanusiaannya menggunakan ban lengan Warna Putih. Tetapi atas usul Jendral
Duffour, akhirnya konperensi menyetujui perawat menggunakan ban lengan
Palang Merah di atas dasar putih.
Sebelum
Lambang Palang Merah diadopsi sebagai lambang yang netral, untuk memberikan
pertolongan kepada tentara yang terluka di medan perang, pada waktu itu setiap
pelayanan medis kemiliteran memiliki tanda pengenal sendiri-sendiri dengan
warna yang berbeda-beda. Austria misalnya menggunakan bendera putih, Perancis
menggunakan bendera merah dan Spanyol menggunakan bendera kuning. Akibatnya ,
walaupun tentara tahu apa tanda pengenal personil medis mereka, namun biasanya mereka tidak tahu apa
tanda pengenal peronil medis lawan mereka. Pelayanan medis pun tidak dianggap sebagai
pihak yang netral. Melainkan dipandang sebagai bagian dari kesatuan tentara,
sehingga tanda pengenal tersebut bukannya memberi perlindungan namun juga
dianggap sebagai target bagi tentara lawan yang tidak mengetahui apa artinya.
Lambat
laun muncul pemikiran yang mengarah kepada pentingnya mengadopisi Lambang yang
menawarkan Status Netral kepada mereka yang membantu korban luka dan
menjamin bila perlindungan mereka yang membantu di medan perang.
Kepentingan tersebut menuntut dipilihnya hanya satu lambing. Namun yang
menjadi masalah kemudian , adalah memutuskan bentuk Lambang yang akan digunakan
oleh personel medis sukarela di medan perang. Dalam suatu kurun waktu, ikat
lengan berwarna putih dipertimbangkan sebagai salah satu kemungkinan. Namun,
warna putih telah digunakan dalam konflik bersenjata oleh pembawa bendera putih
tanda gencatan senjata, khususnya untuk menyatakan menyerah. Penggunaan warna
putih pun dapat menimbulkan kebingungan sehingga perlu dicari suatu kemungkinan
Lambang lainnya.
Delegasi
dari Konferensi tahun 1863 akhirnya memilih Lambang Palang Merah di atas dasar
putih, warna kebalikan dari bendera nasional Swiss ( Palang Putih di atas dasar
merah ) sebagai bentuk penghormatan terhadap Negara Swiss. Selain itu, bentuk
Palang Merah pun memberikan keuntungan teknis karena dinilai memiliki desain
yang sederhana sehingga mudah dikenali dan mudah dibuat. Selanjutnya pada tahun
1863, Konferensi Internasionalbertemu di Jenewa dan sepakat mengadopsi Lambang
Palang Merah di atas dasar putih sebagai tanda pengenal perhimpunan bantuan
bagi tentara yang luka yang nantinya menjadi Perhimpunan Nasional Palang Merah.
Pada tahun 1864, Lambang Palang Merah di atas dasar putih secara resmi diakui
sebagai tanda pengenal pelayanan medis angkatan bersenjata.
Konperensi
Jenewa I tahun 1864, juga menetapkan Palang Merah di atas dasar putih sebagai
tanda pengenal dan pelindung. Tidak ada bukti atau notulen yang menyatakan
bahwa pada pada saat menentukan lambang Palang Merah itu didasarkan pada
penghargaan terhadap Negara Swiss karena memakai bentuk yang sama dengan
bendera Nasional Swiss dengan warna yang berlawanan. Hal adanya kebalikan itu
barulah disebut-sebut di dalam tulisan Gustave Mounier pada tahun 1870.
Pada
Konperensi Jenewa tahun 1906, waktu peninjauan kembali terhadap Konperensi
Jenewa tahun 1864, barulah ditetapkan lambang Palang Merah itu sebagai
penghormatan terhadap Negara Swiss. Yang selanjutnya di dalam Konperensi Jenewa
1949 hal tersebut digarisbawahi lagi. Tanda Palang Merah disebut juga dengan
menggunakan nama Palang Jenewa.
Sejak
mulai ditetapkannya, istilah Palang Merah hanya melekat semata-mata pada
lambang. Sedangkan istilah Palang Merah yang menunjukkan pekerjaan pertolongan
sukarela bagi kemanusiaan khususnya terhadap prajurit yang luka, pertama kali
digunakan oleh Palang Merah Belanda pada tahun 1867.
Lambang Bulan Sabit Merah
Delegasi
dari Konferensi 1863 tidak memiliki sedikitpun niatan untuk menampilkan sebuah
symbol kepentingan tertentu, dengan mengadopsi Palang Merah di atas dasar
putih. Turki yang telah mempunyai
perhimpunan nasional sejak tahun 1869 dengan menggunakan Lambang Palang Merah,
namun pada tahun 1876 saat Balkan dilanda perang melawan Siberia-Rusia,
memberitahukan kepada Dewan Federasi Swiss bahwa akan menggunakan lambang Bulan
Sabit Merah karena jika menggunakan lambang Palang Merah dirasakan melukai
perasaan prajurit Muslim, sehingga sejumlah pekerja Kemanusiaan yang tertangkap
oleh Kerajaan Ottoman (saat ini Turki) dibunuh semata-mata karena mereka
memakai ban lengan dengan gambar Palang Merah. Ketika Kerajaan diminta
penjelasan mengenai hal ini, mereka menekankan mengenai kepekaan tentara
kerajaan terhadap Lambang berbentuk palang dan mengajukan agar perhimpunan
Nasional dan pelayanan medis militer mereka diperbolehkan untuk menggunakan
Lambang yang berbeda yaitu Bulan Sabit Merah.
Pada
tahun 1877 Rusia menyampaikan keberatan terhadap lambang Bulan Sabit Merah dimaksud. Tetapi akhirnya mengakui juga
dengan persyaratan agar Turki tetap menghormati lambang Palang Merah.
Pada
Konperensi Perdamaian 1899 di en Haag, Turki memberitahukan pula bahwa
kapal-kapalnya juga akan menggunakan lambang Bulan Sabit Merah sedangkan Siam
(Thailand) juga mengajukan lambang untuk digunakannya yaitu berupa ”Obor Merah”
dan Persia (Iran) mengajukan ” Singa Matahari Merah”. Pada konperensi
tersebut belum ada keputusan.
Gagasan
ini perlahan-lahan mulai diterima dan memperoleh semacam pengesahan dalam
bentuk “reservasi “ dan pada
Konferensi Internasional tahun 1929 secara resmi diadopsi sebagai Lambang yang
diakui dalam Konvensi, bersamaan dengan Lambang Singa dan Matahari Merah di atas dasar putih yang saat itu dipilih oleh
Persia (saat ini Iran). Tahun 1980, Rebuplik Iran memutuskan untuk tidak lagi
menggunakan Lambang tersbut an memilih memakai Lambang Bulan Sabit Merah.
Perkembangan Lambang : Kristal Merah
Pada
Konferensi Internasional yang ke-29 tahun 2006, sebuah keputusan penting lahir,
yaitu diadopsinya Lambang Kristal Merah sebagai Lambang keempat dalam Gerakan dan memiliki
status yang sama dengan lambing lainnya yaitu Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah. Konferensi Internasional yang mengesahkan Lambang Kristal Merah
tersebut, mengadopsi Protokol Tambahan III tentang Penambahan Lambang Kristal
Merah untuk gerakan, yang sudah disahkan sebelumnya pada Konfrensi Diplomatik
tahun 2005. usulan membuat Lambang keempat, yaitu Kristal Merah, diharapkan
dapat menjadi jawaban, ketika Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah tidak
bias digunakan dan masuk ke suatu wilayah konflik. Mau tidak mau, perlu
disadari bahwa masih banyak pihak selain Gerakan yang menganggap bahwa Lambang
terkait dengan symbol kepentingan tertentu.
Penggunaan
Lambang Kristal Merah sendiri pada akhirnya memiliki dua pilihan yaitu :
- dapat digunakan secara penuh oleh suatu Perhimpunan Nasional, dalam arti mengganti Lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah yang sudah digunakan sebelumnya.
- menggunakan Lambang Kristal Merah dalam waktu tertentu saja ketika Lambang lainnya tidak dapat diterima di suatu darah, artinya baik Perhimpunan Nasional, ICRC dan Federasi pun dapat menggunakan Lambang Kristal Merah dalam suatu operasi Kemanusiaan tanpa mengganti kebijakan merubah Lambang sepenuhnya.
Ketentuan Lambang
Bentuk dan Penggunaan
Ketentuan
mengenai bentuk dan penggunaan Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ada
dalam :
¡ Konvensi Jenewa I pasal
38, 45
¡ Konvensi Jenewa II pasal
41, 45
¡ Protokol 1 Jenewa Tahun
1977
¡ Ketetapan Konferensi
Internasional Palang Merah XX tahun 1965
¡ Hasil Kerja Dewan
Delegasi Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional tahun 1991
Pada penggunaannya,
penempatan Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah tidak boleh sampai
menyentuh pinggiran dan dasar putihnya. Lambang harus utuh dan tidak boleh
ditambah lukisan,gambar atau tulisan. Pada Lambang Bulan Sabit Merah , arah
menghadapnya ( ke kanan atau ke kiri ) tidak ditentukan, teserah kepada
Perhimpunan yang menggunakannya.
0 Response to "LAMBANG PALANG MERAH Dan BULAN SABIT MERAH "
Posting Komentar